Sampaikan saja asaku



Kelopak merapat,
Hirup nikmat bayangmu,
Yang terpahat abadi dalam anganku.

Bagaimana akan luput?
Derai tawa,
Senyum penyejuk,
Amarah, gelisahmu?

Perlahan,
Ku berani menatap,
Langit malam,
Begitu saja selalu,
Pengundang luka duka,
Turut hadir,
Rindu yang membunuh asa.

Bolehkah?
Bolehkah rinduku tetap bergema?
Pada rasa hangat,
Kehangatan yang lenyap.
Hilang....
Yang kau bawa,
Yang...
Kau rampas paksa.

Aku rindu...
Mata teduhmu yang hangat.

Bagaimana?
Bagaimana ku jabarkan?
Betapa butuh,
Betapa rapuh aku,
Tanpa tutur nasihatmu.

Maaf...
Jika tangisku masih menggema,
Maaf juga,
Pikirku masih terpaku,
Pada kenang bersama.

Bulan, jika sudi,
Sampaikan asaku,
Katakan...
Tetaplah gemerlap,
Jika tak kembali,
Hadir di gelap malampun tak apa.

Apa dayaku?
Doa saja yang ku mampu,
Setiap ku tunduk,
Setiap saat untukmu.

Janjiku Ibu,
Akan kau tersenyum disana,
Dengan gemerlapku.

Hanya satu yang perlu kau buat,
Bahagia disana.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Sampaikan saja asaku"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel