Memperbesar Masalah
Ceritanya tadi malam gue marahan sama temen gue yang sangat menyebalkan! Entah waktu itu hati gue yang lagi sensitif atau emang dianya aja lagi rese!
Ya emang sih, nggak seharusnya gue kesel sampai ngediemin dia hampir satu jam (waktu yang sangat singkat untuk marahan) ya gimana lagi, males juga gue komunikasi sama dia dan gue nggak mau amarah gue menguasai diri gue lalu imbasnya ke dia.
Baca Juga : Kenangan Membuat Luka atau Rindu?
Karena gue itu orangnya nggak bisa diem kalau lagi ada masalah, gue pun memutuskan untuk menceritakan masalah ini ke sahabat gue.
Dari sahabat gue, gue menyadari sesuatu bahwa nggak seharusnya respon gue kayak gitu. Barangkali dia begitu karena dia lagi punya masalah. Toh memang bener dia lagi ada masalah, bahkan dia sempet cerita masalah itu. Ya emang karena guenya aja yang pelupa dan kebawa emosi sampai lupa kalau dia lagi punya masalah.
Jadi ya wajar aja sih tadi malam dia setrouble itu. Setelah gue sadar, gue minta maaf sama dia, ngasih tau dia apa yang ngebuat gue sampai marah dan meminta dia untuk tidak mengulangi.
Prolognya kepanjangan yah? Hehehe, maafin. Gue nggak bakal bahas tentang masalah itu dengan rinci kok, gue mau bahas tentang hikmah yang bisa gue petik dari cerita di atas.
Mungkin tentang wanita dan kemarahannya, bagaimana dia bersikap saat marah, dan mungkin bagaimana mengatasi kemarahan itu.
Gue tahu sih, setiap orang itu punya penyelesaiaan yang berbeda-beda, punya karakter yang berbeda-beda pula, so nggak semua wanita melakukan apa yang gue lakukan saat marah. Ini marah versi gue, hahaha.
Gue yakin sih pasti lo pernah merasa jengkel yang bener-bener jengkel sampai buat ngomong sama dia aja tuh rasanya ogah. Apalagi kalau dia nggak sadar kalau lo jengkel sama dia!
Beuh, enaknya mah dibuang ke laut! Tapi kalau gue boleh saran, kalau lo sedang berada di posisi itu, udah diemin aja, mau dia ngelakuin apapun jangan dulu digubris.
Baca Juga : Sendiri Memang Menenangkan tapi Tidak Selalu Menyenangkan
Karena kalau lo gubris waktu itu juga, lo akan terbawa emosi karena lo nggak bisa berpikir jernih. Otak dan hati lo lagi diselimuti emosi, jadi yah percuma aja dia jelasin panjang lebar kalau lo nggak mau dengerin.
Dan kalau pun lo dengerin, akan susah masuk ke hatinya. So yeah, mending lo menjauh dulu dari dia untuk beberapa saat sampai emosi lo mereda. Sembari lo menenangkan diri, lo juga kudu intropeksi.
Apakah yang lo lakuin itu bener? Apakah memang dia itu salah? Dan cari tahu alasan kenapa dia bisa bersikap kayak gitu.
Tapi nih, meskipun lo udah menyendiri dan intropeksi, gue meragukan sih lo bakal beneran sadar. Karena yah, nggak banyak orang yang bisa berpikir jernih dengan cepat ketika sedang marah.
Terlebih kalau kalian tipe orang yang yang suka cari pembenaran atas apa yang kalian lakukan. Kalau lo tipe orang yang seperti itu, coba deh lo ceritain masalah lo ke sahabat lo.
Lebih baik lagi ke orang yang kenal dia dan lo. Karena terkadang, saat kita emosi, kita nggak bisa berpikir hal-hal yang sebenarnya bisa kita pikirkan.
Baca Juga : Aku Kenyang Dimaki
Atau bahkan otak kita nggak nyampe untuk berpikir tentang hal-hal yang sederhana. Itulah kenapa kita terkadang gemar memperbesar masalah. Untuk itu, kita butuh tempat curhat yang bisa membantu menyederhanakan pikiran kita.
Setelah lo curhat, pastilah lo mendapatkan petuah-petuah bijak.
Nah, lo juga terkadang butuh waktu untuk menerima petuah-petuah itu. Kalau lo merasa udah sadar, emosi lo udah turun, dan lo udah bisa menerima petuah itu, barulah lo ngomong sama dia.
Berkomunikasilah dengan baik meskipun lo bukan anak komunikasi. Insyaa Allah, masalahnya akan selesai.
So, begitulah hikmah yang bisa gue petik dari masalah kemarin malam. Semoga bermanfaat!
Belum ada Komentar untuk "Memperbesar Masalah "
Posting Komentar