Kenangan Membuat Luka atau Rindu?
Entah sejak kapan gue memikirkan tentang sebuah opini atau statement, “perbanyaklah membuat kenangan sebelum pergi meninggalkan.”
Eemmm, gimana menurut kalian?
Kalau gue pribadi, awalnya setuju sih dengan pendapat itu, masuk akal kan yah? Membuat kenangan sebelum kita tidak bisa lagi membuatnya. Bisa mengobati rindu di kala ingin bersama.
Baca Juga : Sendiri Memang Menenangkan tapi Tidak Selalu Menyenangkan
Tapi, tiba-tiba aja pandangan gue tentang pendapat tersebut berubah setelah gue memutuskan untuk pergi dari dunia dia meski belum waktunya untuk pergi.
Maksudnya pergi tanpa ada masalah atau tanpa alasan keadaan gitu, ngerti nggak? Iya udah ngerti aja. Gue kira, kenangan yang gue buat selama ini bareng dia akan mempermudah proses kepergian gue, gue kira itu bisa ngebuat rindu gue mereda dengan cara mengingat kenangan yang telah kami lalui, nyatanya enggak!
Bukannya bisa jadi stock saat lagi rindu, eh malah gue sedih sendiri! Gue pikir dengan membuat kenangan sebanyak-banyaknya bisa membuat gue nggak menyesal saat gue nggak bisa lagi bareng dia.
Mungkin semacam beruntung karena tidak menyia-nyiakan waktu saat masih bersama. Lagi-lagi, ternyata enggak! Bahkan ternyata gue jadi nyesel kenapa dulu gue membuat banyak kenangan kalau pada akhirnya nggak bisa diulang.
Nggak selamanya kenangan itu bisa membuat tersenyum saat mengingatnya, kadang ada beberapa kenangan yang bisa membuat sedih dan tersiksa karena nggak bisa diulang.
Iya sih, tergantung bagaimana hubungan lo dengan dia dulu dan sekarang. Kalau keadaannya masih sama, ya mungkin itu bisa membuat lo tersenyum lebar, kalau udah beda dan nggak bisa bersama lagi ya mungkin akan menimbulkan luka.
Ngomong-ngomong, dia di sini bukan hanya tertuju pada mantan, pacar, gebetan loh yah, bisa juga dianya itu adalah sahabat, teman, atau siapa pun lah.
Baca Juga : Aku Kenyang Dimaki
Barangkali ada sebagian dari kalian yang menganggap ini berlebihan, ya gue terima. Gue akui sih kalau gue agak sensitif kalau ngebahas tentang kenangan dan kepergian. Padahal hidup itu nggak jauh-jauh dari dua hal tersebut kan?
Ya maklumlah, gue masih newbi dalam hal begituan. Dan ntahlah sampai kapan gue bakal kayak gitu. Doain aja hehehe.
Serius sih, gue bingung, banget malah, gue takut salah ambil langkah. Sebentar lagi gue jadi anak kuliahan, jadi anak kost, yang artinya gue akan jauh dari keluarga, teman-teman rumah, teman SMA, teman SMP, dan yang lainnya.
Banyak pertemuan yang diadakan, katanya sebelum kita masing-masing mengejar cita. Gue seneng sih, happy, tapi pulangnya gue sedih mengingat bahwa kami nggak bisa bareng-bareng lagi.
Dan itu ngebuat gue mikir, apa selanjutnya gue nggak usah main-main lagi kali yah sebelum pindah kota? Biar nggak terlalu rindu?
Aneh, kok sekarang gue mikirnya kalau kebanyakan kenangan maka makin banyak pula luka yang ditimbulkan karena rindu yang tak terealisasikan? Salah nggak sih kalau gue mikir gitu? Ada kaitannya nggak sih antara rindu dengan kenangan yang telah dilalui? Apa jangan-jangan lo juga sependapat dengan gue? Oke, gue beneran bingung woy!
Baca Juga : Kamu Tidak Perlu Terbawa Perasaan
Menurut lo gimana? Lo lebih setuju yang mana? Membuat sebanyak-banyaknya kenangan untuk dikenang di kemudian hari atau tidak usah memmbuat banyak kenangan karena hanya akan menimbulkan luka saat pertemuan tak kunjung tiba? Atau tergantung dengan siapa kita membuat kenangan itu?
Emm, kalau kalian bersedia, silahkan sampaikan pendapatnya ke email hamiimun atau bisa lewat dm instagram. Terima kasih telah bersedia memberikan pendapat!
Belum ada Komentar untuk "Kenangan Membuat Luka atau Rindu? "
Posting Komentar