Yakin Cuma Teman?
Banyak yang berkata bahwa tidak ada persahabatan yang sesungguhnya antara wanita dan pria. Pasti suatu saat keduanya atau salah satunya akan jatuh cinta. Entah itu di waktu yang sama atau pun di waktu yang berbeda, yang pastinya, mereka akan jatuh cinta satu sama lain.
Sebenarnya sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita dan pria yang bersahabat tidak ada yang murni karena mereka sahabat. Tetapi anehnya, tidak sedikit dari mereka yang mempertahankan hubungan persahabatannya atau sebagian dari mereka bahkan baru memulai.
Baca Juga : Ketika Masalah Menyapa, Senyumin Saja
Jika ada yang berkata dengan percaya diri bahwa dirinya dan sahabat lawan jenisnya tidak pernah jatuh cinta padahal sudah bersahabat cukup lama, jangan dipercaya.
Barangkali dia dan sahabatnya sudah merasakan jatuh cinta di awal persahabatan atau mungkin mereka tidak menyadari bahwa rasa yang mereka rasakan adalah cinta, bukan hanya rasa kasih sayang kepada sahabat.
Mereka tidak menyadari bahwa rasa sakit yang dirasakannya saat sahabatnya bercerita tentang pria lain atau sebaliknya itu adalah rasa cemburu. Karena yaaa saya tidak percaya bahwa mereka itu murni berteman.
Kecuali jika memang mereka sudah pernah jatuh lalu mengabaikan rasa itu dan bangkit, baru saya percaya bahwa mereka sekarang tulus dalam persahabatan.
Saya juga pernah bertanya kepada teman saya yang pernah merasakan jatuh cinta kepada sahabat sendiri. Baik dia maupun sahabatnya pernah jatuh cinta di waktu yang berbeda. Bagi saya ini lucu, bahkan sangat lucu. Keduanya tidak saling mengetahui bahwa mereka pernah jatuh cinta, bahkan salah satunya tidak menyangka jika sahabatnya itu juga pernah merasakan hal yang sama–saya memberitahu hal ini, iya saya jahat, tapi hanya kepada salah satunya saja, dan saya pikir itu bukan masalah besar, ya semoga.
Saat saya bertanya kepada teman saya bagaimana cara mengatasinya, dia berkata bahwa dia tidak memperdulikan rasa aneh itu, dia juga menyadari bahwa apa yang dirasakannya itu tak seharusnya ada, sampai akhirnya rasa itu perlahan menghilang.
Dan kau tahu berapa banyak waktu yang dia butuhkan untuk menghilangkan rasa? 1 minggu! Bayangkan saja secepat itu dia menghilangkan rasa. Saya juga merasa aneh, apa mungkin karena dia itu laki-laki? Bisa jadi kan?
Baca Juga : Berdamailah dengan Hati
Tambahan, kata dia, jika di dalam persahabatan itu sudah mengalami fase friendzone, rasanya akan lebih tenang. Karena ketulusan akan timbul dengan sendirinya tanpa melibatkan perasaan yang lebih. Dan ini saya menyetujuinya.
Saya tidak melarang kalian untuk bersahabat dengan lawan jenis, saya pun bukan termasuk orang yang lebih mementingkan rasa daripada ketulusan.
Di sini saya hanya ingin menyampaikan bahwa persahabatan lawan jenis itu sedikit bahaya dan menantang. Jika kamu tidak pandai menjaga hati, kamu akan jatuh.
Dan di saat kamu jatuh lalu kamu tidak pandai dalam menahan ego agar tidak menyatakan, maka semuanya akan berubah.
Bersahabat dengan lawan jenis memang menyenangkan, tidak ada drama atau kepura-puraan, kamu jadi bisa mendapat sudut pandang yang berbeda, tapi susahnya itu ketika kamu harus menahan hati agar tidak terbawa perasaan.
Saya mempunyai beberapa tips atau pesan yang mungkin bermanfaat, di antaranya:
1. Sebelum kamu memulai berteman dan saling percaya, kamu atau kalian harus membuat komitmen bahwa kalian akan menjaga hati agar tidak terbawa perasaan. Mungkin ini sedikit susah, tapi bisa dicoba.
2. Jika memberi perhatian kepada dia, sewajarnya saja. Membuat dia merasa berharga dan spesial itu boleh, asalkan jangan sampai membuat dia terbawa suasana.
3. Jika kamu atau kalian berdua sudah mulai suka, cobalah untuk memberi jarak. Jangan terlalu jauh dan lama, ini hanya untuk menetralkan kembali rasamu padanya.
Jika cara ketiga tidak berhasil untuk menetralkan rasa, yaa sudah nikmati saja. Jangan diungkapkan, kalau bisa diabaikan saja, ingat bahwa dia itu sahabatmu.
Nyatakan perasaan itu di saat kamu sudah siap untuk menikah, itu pun jika kamu berani. Hehehe.
Intinya, mempertahankan persahaban walau perasaan sedang runyam itu memang sulit, tapi jangan sampai kamu menuruti ego dengan menyatakan perasaanmu kepadanya.
Tidak semua friendzone itu akan berakhir mengenaskan. Jika kalian sadar bahwa yang kalian sukai itu adalah sahabat kalian, seharusnya kalian ubah rasa suka itu menjadi rasa sayang kepada sahabat, dengan begitu persahabatan kalian akan tetap aman.
Walaupun saya meragukan keadaan hati kalian. Toh sebuah jawaban apakah dia juga mempunyai rasa yang sama atau tidak itu tidak lebih penting dari kalian yang selalu bersamakan?
- Cygnus
(gambar: buroli.lofter.com - pinterest) |
Sebenarnya sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita dan pria yang bersahabat tidak ada yang murni karena mereka sahabat. Tetapi anehnya, tidak sedikit dari mereka yang mempertahankan hubungan persahabatannya atau sebagian dari mereka bahkan baru memulai.
Baca Juga : Ketika Masalah Menyapa, Senyumin Saja
Jika ada yang berkata dengan percaya diri bahwa dirinya dan sahabat lawan jenisnya tidak pernah jatuh cinta padahal sudah bersahabat cukup lama, jangan dipercaya.
Barangkali dia dan sahabatnya sudah merasakan jatuh cinta di awal persahabatan atau mungkin mereka tidak menyadari bahwa rasa yang mereka rasakan adalah cinta, bukan hanya rasa kasih sayang kepada sahabat.
Mereka tidak menyadari bahwa rasa sakit yang dirasakannya saat sahabatnya bercerita tentang pria lain atau sebaliknya itu adalah rasa cemburu. Karena yaaa saya tidak percaya bahwa mereka itu murni berteman.
Kecuali jika memang mereka sudah pernah jatuh lalu mengabaikan rasa itu dan bangkit, baru saya percaya bahwa mereka sekarang tulus dalam persahabatan.
Saya juga pernah bertanya kepada teman saya yang pernah merasakan jatuh cinta kepada sahabat sendiri. Baik dia maupun sahabatnya pernah jatuh cinta di waktu yang berbeda. Bagi saya ini lucu, bahkan sangat lucu. Keduanya tidak saling mengetahui bahwa mereka pernah jatuh cinta, bahkan salah satunya tidak menyangka jika sahabatnya itu juga pernah merasakan hal yang sama–saya memberitahu hal ini, iya saya jahat, tapi hanya kepada salah satunya saja, dan saya pikir itu bukan masalah besar, ya semoga.
Saat saya bertanya kepada teman saya bagaimana cara mengatasinya, dia berkata bahwa dia tidak memperdulikan rasa aneh itu, dia juga menyadari bahwa apa yang dirasakannya itu tak seharusnya ada, sampai akhirnya rasa itu perlahan menghilang.
(gambar : gracg.com - pinterest) |
Dan kau tahu berapa banyak waktu yang dia butuhkan untuk menghilangkan rasa? 1 minggu! Bayangkan saja secepat itu dia menghilangkan rasa. Saya juga merasa aneh, apa mungkin karena dia itu laki-laki? Bisa jadi kan?
Baca Juga : Berdamailah dengan Hati
Tambahan, kata dia, jika di dalam persahabatan itu sudah mengalami fase friendzone, rasanya akan lebih tenang. Karena ketulusan akan timbul dengan sendirinya tanpa melibatkan perasaan yang lebih. Dan ini saya menyetujuinya.
Saya tidak melarang kalian untuk bersahabat dengan lawan jenis, saya pun bukan termasuk orang yang lebih mementingkan rasa daripada ketulusan.
Di sini saya hanya ingin menyampaikan bahwa persahabatan lawan jenis itu sedikit bahaya dan menantang. Jika kamu tidak pandai menjaga hati, kamu akan jatuh.
Dan di saat kamu jatuh lalu kamu tidak pandai dalam menahan ego agar tidak menyatakan, maka semuanya akan berubah.
Bersahabat dengan lawan jenis memang menyenangkan, tidak ada drama atau kepura-puraan, kamu jadi bisa mendapat sudut pandang yang berbeda, tapi susahnya itu ketika kamu harus menahan hati agar tidak terbawa perasaan.
Saya mempunyai beberapa tips atau pesan yang mungkin bermanfaat, di antaranya:
1. Sebelum kamu memulai berteman dan saling percaya, kamu atau kalian harus membuat komitmen bahwa kalian akan menjaga hati agar tidak terbawa perasaan. Mungkin ini sedikit susah, tapi bisa dicoba.
2. Jika memberi perhatian kepada dia, sewajarnya saja. Membuat dia merasa berharga dan spesial itu boleh, asalkan jangan sampai membuat dia terbawa suasana.
3. Jika kamu atau kalian berdua sudah mulai suka, cobalah untuk memberi jarak. Jangan terlalu jauh dan lama, ini hanya untuk menetralkan kembali rasamu padanya.
Jika cara ketiga tidak berhasil untuk menetralkan rasa, yaa sudah nikmati saja. Jangan diungkapkan, kalau bisa diabaikan saja, ingat bahwa dia itu sahabatmu.
Nyatakan perasaan itu di saat kamu sudah siap untuk menikah, itu pun jika kamu berani. Hehehe.
Intinya, mempertahankan persahaban walau perasaan sedang runyam itu memang sulit, tapi jangan sampai kamu menuruti ego dengan menyatakan perasaanmu kepadanya.
Tidak semua friendzone itu akan berakhir mengenaskan. Jika kalian sadar bahwa yang kalian sukai itu adalah sahabat kalian, seharusnya kalian ubah rasa suka itu menjadi rasa sayang kepada sahabat, dengan begitu persahabatan kalian akan tetap aman.
Walaupun saya meragukan keadaan hati kalian. Toh sebuah jawaban apakah dia juga mempunyai rasa yang sama atau tidak itu tidak lebih penting dari kalian yang selalu bersamakan?
- Cygnus
Belum ada Komentar untuk "Yakin Cuma Teman? "
Posting Komentar