Ternyata Selama Ini kita Buta

Media propaganda

"Suatu hal dapat dinyatakan kebenaran atau kebohongan. Itu semua tergantung dari sudut pandang mana yang kamu percaya."

Dunia yang kita tinggali ini begitu luas. Dan alhasil karena luasnya permukaan bumi ini, membuat satu sudut pandang pun tak mampu untuk melihatnya.
Sehingga terlalu banyak hal yang tak dapat kita lihat di dunia ini.

Baca Juga : Mengecilnya Ruang Pertemanan 

Dan juga manusia selalu merasa bahwa dirinya telah melihat seluruh peristiwa yang terjadi, lalu menyimpulkannya sendiri. Hanya melihat dari sudut pandangnya lalu menutup pandangan lain.

Hidup di zaman yang serba canggih seperti ini, membuat manusia terlalu dimanjakan dengan alat-alat yang berhasil diciptakan.

Mungkin ini memudahkan, namun nyatanya ini menjerumuskan. Kemudahan yang kita dapat justru membuat kita semakin sombong kepada alam semesta. Hingga kita lupa siapa pencipta kita dan untuk apa kita diciptakan.

Di zaman yang serba canggih, berbagai macam informasi dengan mudahnya disebar luaskan di permukaan bumi.

Hingga mendarat di mata dan telinga manusia, lalu masuk ke otak dan menguasai seluruh tubuh.

Hanya dengan satu berita yang didapat, seketika manusia menjadi hebat. Hebat dalam berpendapat dan hebat dalam berdebat.

Namun semua yang diucapkan itu untuk menjatuhkan orang lain. Padahal manusia tak mengetahui apakah berita yang mereka dapat mampu dipertanggungjawabkan atau tidak?

Hanya saja semua yang berjalan saat ini mulai terasa sangat menggelikan. Ketika sebuah informasi mampu mengubah sudut pandang seseorang.

Ketika sebuah informasi mampu mengubah idealisme seseorang. Maka hal tersebut mampu mengubah sudut pandang dan idealisme masyarakat.

Bukan hanya satu atau dua orang yang termakan suatu informasi, melainkan jutaan mata dan telinga yang telah diubah sudut pandang dan idealismenya.

Ini semakin menggelikan. Ketika media tak mampu memberikan informasi yang benar, siapa yang akan bertanggung jawab? Siapa yang akan menerima konsekuensinya?

Tentunya itu adalah masyarakat. Dan ini menjadi sangat menggelikan. Ketika media yang bertugas sebagai pemberi informasi justru menutupi kebenaran. Hanya karena keberpihakannya pada penguasa elit.

Dan bodohnya lagi, para konsumen berita dan informasi hanya melihat dari sudut pandang mereka pribadi dan menutup pandangan lain. Dan ini semakin bodoh, ketika suatu informasi yang mereka dapat justru digunakan untuk beradu pendapat. Terlihat pandai berbicara. Namun kosong isinya.

Baca Juga : Kecewa, Salah Siapa? 

Dan ini semakin menggelikan dan terlihat bodoh. Ketika manusia berdebat untuk membenarkan dari informasi yang mereka dapat yang nyatanya itu hanyalah permainan media belaka. Tentu saja hal tersebut hanya akan membuat kondisi bumi ini semakin kacau.

Para orang-orang yang memiliki uang melakukan kesalahan. Para media menutupinya. Dan para konsumen memperdebatkan hal tidak penting. Begitulah dunia ini bekerja.
Dari hal ini siapa yang dirugikan? Dan siapa yang diuntungkan?

Tentunya kita semua bisa menilai siapa yang akan diuntungkan? Tentunya para pemilik uang dan para media yang sangat diuntungkan. Bahkan mereka semua bisa mendapatkan uang dengan cara menjatuhkan derajat orang lain melalui berita yang mereka ciptakan. Menggiring opini publik. Hingga suatu kebenaran tertutupi.

Lalu siapa yang dirugikan? Yah tentunya para konsumen yang tidak mampu memilih informasi dengan bijak. Para konsumen egois yang tak ingin melihat sudut pandang orang lain. Yang hanya menilai suatu hal berdasarkan apa yang dilihat dan apa yang dipercaya. Tanpa ingin mencari sisi yang lain.

Baca Juga : Cewek Tidak Berakhir di Dapur! 

Terlepas dari kemajuan zaman yang tak dapat dihindari. Harusnya manusia semakin berpikiran terbuka. Mampu melihat pandangan orang lain. Melihat suatu masalah dari berbagai sisi. Dan tentunya tak dapat langsung mempercayai suatu informasi.

Karena sejatinya hanya kita sendiri yang mampu menilai suatu hal, apakah itu kebenaran ataukah sebuah kebohongan. Dan itu semua tergantung dari sudut mana kamu mempercayainya.

-Kara-

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Ternyata Selama Ini kita Buta"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel