#Rindu, Penghubung Benang yang Terputus

Setiap manusia memegang benang merahnya masing-masing. Aku menunggu seseorang yang ada di ujung sana untuk menemukan keberadaanku.

Lalu, bagaimana jadinya jika ternyata Tuhan memutuskan benang yang aku miliki? Dan nyatanya aku tak bisa mengelak karena hal tersebut adalah takdir yang harus aku jalani.

Baca Juga : Tidak Semua yang Tidak Terlihat itu Tidak Ada

Saat itu, aku memegang benangku dengan sangat erat, namun aku tak akan menariknya.

Gambar jari yang terikat benang merah
(foto : Weheartit.com) 


Kau tahu kenapa?

Karena aku takut jika aku menciptakan ikatan yang tak dapat dilepaskan. Aku hanya menunggu, sesekali berjalan dengan pelan agar tak merusak sedikitpun.

Langkah kakiku semakin pasti dan teratur. Sesekali aku melihat benangku kusut dan aku meluruskannya lalu aku lanjutkan kembali langkahku.

Baca Juga : Datang dan Pergi 

Langkah kakiku semakin yakin, Karena aku melihat dirimu di ujung sana. Namun nyatanya saat waktu semakin dekat, Tuhan memutuskan benangku.

Mungkin kalian tak mengerti dengan kalimat di atas sana. Hanya saja aku ingin mengungkapkannya. Aku ingin bertanya beberapa hal pada kalian.

Dalam hidup, sudah berapa banyak orang yang kalian temui?

Sudah berapa banyak orang yang kalian kenal?

Sudah berapa banyak orang yang kalian tinggalkan?

Dan sudah berapa banyak orang yang meninggalkan kalian?

Apakah kalian sudah mengerti apa yang aku maksud di paragraf pertama?

Benang merah itu ibarat #takdir. Dalam hidup pastinya kita bertemu dengan banyak orang. Entah siapa yang ada di ujung benang sana, jika Tuhan menakdirkan mereka bertemu dengan kita, maka kita melihatnya.

Namun jika Tuhan tak menakdirkannya, maka Ia akan memutuskannya dan bisa saja itu disambung kembali. Namun terkadang bukan Sang Maha Kuasa yang memutuskannya, melainkan diri kita sendiri. Kita yang menariknya terlalu keras atau kita yang membuatnya kusut dan terikat mati.

Gambar cowok dan cewek terikat benang merah
(foto : tumblr) 

Baca Juga : Tidak Semua yang Tidak Terlihat Itu Tidak Ada 

Hidup ini seperti perkara datang lalu pergi, ada yang pamit dan bahkan ada yang seenaknya sendiri pergi begitu saja. Dan hal itu membuatku bertanya, apakah Tuhan yang memutuskannya? Ataukah mereka sendiri yang memutuskan benang merahnya dengan punyaku? Hingga menimbulkan luka yang terbuka dan tanpa ada yang memikirkan bahwa itu akan menciptakan jarak.

"J A R A K"

satu kata yang terdiri dari lima huruf menciptakan sebuah kata yang terdiri lima huruf pula, yaitu " R I N D U"

Setiap benang memiliki panjang yang berbeda. Saat itu terputus, namun ada sesuatu yang menghubungkannya, itu adalah 'rasa'. Seberapa jauh jaraknya, ketika kamu memiliki rasa itu maka hal tersebut tak akan pernah hilang dari ingatanmu dan hanya rindu yang kau miliki karena rasa yang menghubungkanmu dengannya.

Bagi mereka yang merasakan sesaknya rindu, hal tersebut sangat membuat hati terikat dan sesak. Rindu berisi jarak, bukan hanya tentang ribuan kilometer, bukan hanya sebuah penantian saling jumpa dan bukan hanya menimbulkan tanya. Namun nyatanya, hal tersebut menjadi obat bagi mereka yang sedang merindu.

Baca Juga : Pendewasaan Diri, Katanya?! 

Jika rindu tentang sebuah jarak, seberapa jauh jarak yang bisa ditempuh? Seberapa jauh benang-benang itu terputus? Lalu bagaimana dengan yang berjarak antara dunia dan akhirat?

Bagaimana mengobatinya? Hanya bisa menguapkan kerinduan melalui do'a dan air mata. Menahan sesak di dada yang penyembuhannya pun sudah tak kasat mata.

Dan nyatanya Tuhan memang sayang padamu hingga Ia memutuskan ikatanku denganmu. Hanya itu yang ku yakini.

-Kara-

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "#Rindu, Penghubung Benang yang Terputus"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel